Senin, 01 Oktober 2012

Konsep Kateterisasi Urine



( Prosedur Kateterisasi Urine pada Pria )

1. Pengertian Kateterisasi Urine
Kateterisasi urine adalah memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra kedalam kandung kemihkateterisasi-urine-pria
2. Tujuan Kateterisasi Urine
a. Menghilangkan distensi kandung kemih
b. Mendapatkan spesimen urine
c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya  dikosongkan
3. Indikasi
·         Pasien dengan BPH
·         Pasien dengan Infeksi kandung kemih
·         Pasien dengan luka iritatif jika kontak dengan urine, skin resh
·         Pasie dengan penyakit terminal
4. Persiapan Kateterisasi Urine
a. Persiapan pasien
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privasi klien selama komunikasi dihargai.
8)  Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
10). Imfom konsen
b. Persiapan alat
1) Bak instrumen berisi :
a) Poly kateter sesuai ukuran 1 buah (klien dewasa yang pertama kali dipasang kateter biasanya dipakai no. 16)
b) Urine bag steril 1 buah
c) Pinset anatomi 2 buah
d) Kassa steril yang diberi jelly
2) Sarung tangan steril
3) Kapas sublimat dalam kom tertutup
4) Perlak dan pengalasnya 1 buah
5) Sampiran
6) Cairan aquades atau Nacl
7) Plester
8)  Gunting verband
9) Bengkok 2 buah
10) Korentang pada tempatnya
11) sarung tangan bersih
12) betadine
13. spuit 20 cc
5. Prosedur Kateterisasi Urine
a. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke klien
b. Pasang sampiran
d. Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
e. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong klien
f. pakai sarung tangan bersih, bersihkan alat genetalia dengan kapas sublimat atau betadine dengan cara : Penis dipegang dengan tangan non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar. Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset dalam bengkok
g. deketkan spuit ke pasien
h. Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril
h. Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
i. sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur
j. Fiksasi kateter
k. Lepaskan sarung tangan
l. Klien dirapikan kembali
m. Alat dirapikan kembali
o. Melaksanakan dokumentasi :
1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
2) Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

KONSEP NEBULIZER



NEBULIZER
Terapi Inhalasi adalah cara pemberian obat via suatu alat (Nebulizer) yang dapat mengubah obat bentuk cair menjadi uap (Aerosol) sehingga dapat diinhalasi langsung masuk ke-tractus respiratorius bawah. Klien dengan ventilasi mekanik sering kali harus diberikan terapi inhalasi/nebulizer sebelum dapat di sapih dari ventilator
Pengertian : Pelembab yang membentuk aerosol, kabut butir-butir kecil air (garis  tengahnya 5-10 micron)
nebulizer

Tujuan :
  1. Untuk mengencerkan secret dengan jalan memancarkan butir-butir air melalui jalan napas
  2. Pemberian obat-obat aerosol/ inhalasi
Dilakuan pada klien :
·         Post extubasi
·         Dengan status asmatikus
·         Laring oedema
·         Klien dengan sputum yang kental
·         Sebelum dilakukan fisioterapi napas
·          Pada keadaan tertentu dapat diberikan bersamaan dengan ventilator
Ada 2 jenis Nebulizer yaitu:
  1. Jet Nebulizer
Udara / gas menyemburkan butir air sedemikian rupa sehingga pecah menjadi butir-butir kecil
2. Ultrasonic Nebulizer
Getaran ultrasonic memecah air menjadi butir-butir kecil kemudian didorong oleh gas udara
Nebulizer ultrasonic lebih dipilih dibandingkan jet nebulizer oleh karena:
1. 50 % partikel berdiameter <>
2. Penguapan terus menerus dan tidak tergantung inspiratori flow.
3. Tabung yang besar dapat memberikan larutan volume yang besar
Persiapan Alat :
·          Nebulizer dan kelengkapannya
·         Obat-obat untuk terapi aerosol bila diperlukan
·         Stetoscope
·         Aquades
·         Selang oksigen
·         Masker transparan
·         Bengkok
·         Tissue
·         Spuit 5-10 cc
Persiapan Klien :
·         Klien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
·         Atur posisi klien, bisa duduk atau setengah duduk


Prosedur Pemberian Nebulizer :
1.      Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada klien yang menggunakan bronkodilator.
  1. Jelaskan prosedur kepada klien alat-alat yang ada didekat klien
3.      Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi semifowler, jaga privasi.
  1. Petugas mencuci tangan.
5.      Nebulizer diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal salin ± 4-6cc.
  1. Hubungkan nebulizer dengan oksigen (jet nebulizer)
  2. Nebulizer dihubungkan ke listrik, kemudian hidupkan (ultrasonic nebulizer)
  3. Waktu dan kelembaban disetel sesuai dengan kondisi klien
  4. Sebelum nebulizer diberikan dengar dulu suara napas klien
  5. Klien disuruh tarik napas panjang dan menghirup udara yang keluar dari nebulizer,
(caranya yaitu; menghirup udara melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut).
     11. Observasi pengembangan paru / dada klien
     12. Minta klien untuk bernafas perlahan-lahan dan dalam setelah seluruh obat
            diuapkan.
     13. 10 kali napas, klien disuruh batuk dan mengeluarkan dahaknya
     

14. Nebulizer tanda stop, dilakukan clapping untuk mempermudah mengeluarkan secret
15.  Dengarkan suara napas lagi
16. Mulut klien dibersihkan dengan tissue
17. Alat-alat dibereskan dan dibersihkan
18. Petugas cuci tangan
19. Catat respon pasien dan tindakan yang telah dilakukan

Setting pola ventilasi pada ventilator :
a.       Pola/Mode ventilasi
PCV kurang efektif aerosolisasi dibandingkan VCV bila memakai jet nebulizer
b.Volume Tidal :
            Volume Tidal > 500 ml menjamin Dead space bebas aerosol sehingga
    endapan aerosol sampai tractus inspiratorius bawah
c.       Ratio I : E
Ratio inspiratory time lebih panjang dan ekspirasi time di perpendek tapi hati-hati dapat terjadi outo PEEP.

Penempatan Nebulizer pada ventilator :
  1. Jalur Inspirasi
  2. Sebelum Y Piece
  3. Jet nebulizer yang ditempatkan pada jarak tertentu dari ETT lebih memberikan efek maksimal dibandingkan dengan bila berada diantara Y Piece dan ETT
Prosedur Penggunaan Nebulizer pada Ventilator :
1 Isi nebulizer dengan obat dan pelarut 4 s/d 6ml
2 Tempatkan Nebulizer 40 cm dari konector Y
3 Setting TV ≥ 0,5 lt inspiratori flow sampai Ti > 0,3Sc
4 Setting limit volume/pressure bila Nebulizer eksternal
5 ON kan fungsi Nebulizer dan validasi
6 Pantau Fungsi Nebulizer selama terapi
7 Pindahkan Nebulizer dari sirkuit bila terapi selesai
8 Kembalikan ke setting ventilator semula




Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Waktu pemberian nebulizer
- Klien bisa mengalami keracunan air
-Tidak boleh diberikan pada klien yang batuknya tidak efektif
2. Perhatikan bentuk dan warna secret yang keluar .
3. Hati-hati pada klien post thoracotomi / open heart